Kamis, 22 Maret 2018

Penelitian Tindakan Kelas


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang masalah
Kegiatan belajar mengajar sebagai salah satu masalah rutin yang umumnya dilaksanakan guru di kelas, bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri akan tetapi terkait dengan berbagai faktor dan unsur. Oleh karena itu eksistensi seorang guru tidak hanya diukur dari penguasaan materi pelajaran atau menyiapkan perangkat-perangkat media yang diperlukan,  akan tetapi juga diperlukan kemampuan menciptakan kondisi belajar yang kondusif.
Selama ini perhatian sangat besar ditujukan pada upaya memberikan materi sebanyak-banyaknya kepada siswa, sangat jarang diperhatikan perbedaan- perbedaan individu dan suasana kelas yang sesungguhnya sangat mempengaruhi proses belajar mengajar.
Berdasar pengamatan di lapangan, proses pembelajaran di sekolah dewasa ini kurang meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan tipe konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi biasanya guru menggunakan tipe ceramah dimana siswa hanya duduk, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan guru dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.
Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 menuntut adanya partisifasi aktif dari seluruh siswa. Jadi kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator didalamnya agar suasana kelas lebih hidup.
Belajar kooperatif merupakan salah atu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Belajar kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnya sedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan hasil belajar yang jauh lebih maksimal daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru.
Rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam  yang diperoleh siswa kelas   SMP  Negeri 1 Sukatani, juga diakibatkan dari cara belajar siswa yang masih salah. Selama ini siswa belajarnya dengan cara menghafal (rote learning) bukan dimengerti atau dipahami sehingga tidak menghasilkan pembelajaran yang bermakna (meaningful learning). Hal  tersebut  berakibat  pada  pencapaian  hasil  belajar  yang  tidak   optimal. Berdasarkan   hasil  belajar  nilai  harian pada Mata  Pelajaran  Pendidikan Agama Islam  kelas VIII A SMP  Negeri 1 Sukatani,  sebanyak 39  orang  siswa  di  SMPN 1 Sukatani Tahun  Pelajaran  2016/2017  semester Genap sangat rendah, yaitu berkisar antara 60% sampai dengan 70% di bawah KKM (Kriteris Ketuntasan Minimal) yang sudah ditetapkan. Berarti hanya sekitar 30% sampai dengan 40% yang sudah tuntas. Belajar dikatakan tuntas bila siswa telah mencapai prestasi belajar atau nilai sama atau diatas KKM yaitu 75. Dengan demikian hasil belajar Pendidikan Agama Islam    Kelas VIII A SMP  Negeri 1 Sukatani masih dianggap rendah.
Solusi  untuk  menanggulangi  permasalahan  tersebut, ada faktor  yang  seharusnya  dipenuhi  dan diperhatikan  guru  di antaranya  yaitu  :  metode  belajar  mengajar,  program  tugas,  motivasi  siswa,  cara  belajar  siswa,  sikap  siswa,  keaktifan  siswa  dalam  belajar  dan  tingkat  penguasaan  materi.  Djadjadisastra  dalam  Ningsih  ( 2008 : 3 )  mengemukakan  bahwa  guru  sebagai  fasilitator  dan  motivator  hendaknya  harus  mengetahui  metode  pembelajaran  yang  digunakan  untuk  membangkitkan  minat  siswa,  memperkuat  ingatan,  mengurangi  proses  lupa,  mengembangkan  cara  berpikir  logis  dan  sistematis,  merangsang  untuk  berpikir,  dapat  mengembalikan  suasana  yang  lesu  menjadi  bergairah  kembali,  siswa  berkesempatan  untuk  berpartisipasi  dalam  proses  pembelajaran,  guru  dapat  mengetahui  tingkat  kemampuan  belajar  siswa,  guru  dapat  menilai  hasil  proses  pembelajaran  sehingga  berdampak  positif  pada  pencapaian  hasil  belajar  yang  optimal,  semua  itu  akan  didapat  apabila  siswa  terlibat  secara  langsung  dalam  pembelajaran.  Hal  ini  merupakan  karakteristik  dari  pembelajaran  dengan  metode  tanya  jawab.
Berdasarkan  uraian  di atas  penulis  bermaksud  melakukan  suatu   penelitian  dengan  mengangkat  judul  :    Meningkatkan  Motivasi dan Hasil Belajar  Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam   Melalui  Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa  Kelas  VIII A SMP  Negeri 1 Sukatani  Tahun  Pelajaran  2016/2017  .  
  
B.  Identifikasi Maslah
Dari latar belakang di atas, teridentifikasi beberapa daftar masalah yang harus segera dilakukan tindakan perbaikan, yaitu:
1.         Kurangnya Motivasi siswa dalam proses belajar mengajar di kelas.
2.         Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam  
3.         Kurangnya keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat
4.         Kurangnya keberanian siswa untuk bertanya

C. Perumusan Masalah.
   Berdasarkan deskripsi di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “ Apakah proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajara Pendidikan Agama Islam  di kelas VIII A SMP  Negeri 1 Sukatani?”.  Secara  khusus  masalah  penelitian  dapat  dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.      Apakah  Proses pembelajaran koperatif  tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII A pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam  ?
2.      Apakah proses pembelajaran koperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam  ?




D.  Tujuan Penelitian
Dari permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1.    Untuk mengetahui  proses pembelajaran koperatif  tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII A pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam  ?
2.    Untuk mengetahui proses pembelajaran koperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam  
E.  Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut 
1.         Bagi guru, kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif dan efesien (suasana belajar yang kondusif), mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi dan inovatif serta meningkatkan pemahaman guru dalam melakukan tindakan kelas. Sebagaiupaya untuk mengatasi pembelajaran yang konvensional, dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas.
2.         Bagi siswa, kegiatan pembelajaran dengan tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar, dan meningkatkan kegairahan belajar, karena bisa menarik perhatian siswa dengan anggota kelompoknya yang akan menimbulkan  suasana belajar partisipatif dan menjadi lebih hidup, maka hasil belajarnya pun meningkat.
3.         Bagi sekolah penelitian ini dapat membantu memperbaiki proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam  , sehingga sekolah bisa memfasilitasi segala keperluan untuk kelancaran proses pembelajaran tersebut.