BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Kegiatan belajar
mengajar sebagai salah satu masalah rutin yang umumnya dilaksanakan guru di
kelas, bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri akan tetapi terkait dengan
berbagai faktor dan unsur. Oleh karena itu eksistensi seorang guru tidak hanya
diukur dari penguasaan materi pelajaran atau menyiapkan perangkat-perangkat media
yang diperlukan, akan tetapi juga diperlukan
kemampuan menciptakan kondisi belajar yang kondusif.
Selama
ini perhatian sangat besar ditujukan pada upaya memberikan materi sebanyak-banyaknya kepada siswa, sangat jarang diperhatikan perbedaan- perbedaan individu dan suasana kelas yang
sesungguhnya sangat mempengaruhi proses belajar mengajar.
Berdasar
pengamatan di lapangan, proses pembelajaran di sekolah dewasa ini kurang meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan tipe
konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga
suasana belajar terkesan kaku dan didominasi
oleh
guru. Dalam penyampaian materi biasanya guru menggunakan tipe ceramah dimana siswa hanya duduk, mencatat
dan mendengarkan apa yang disampaikan
guru
dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian
suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.
Proses
pembelajaran dalam kurikulum 2013
menuntut
adanya partisifasi aktif dari seluruh siswa. Jadi kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator
dan fasilitator didalamnya agar suasana kelas lebih
hidup.
Belajar kooperatif merupakan salah atu upaya untuk mewujudkan
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Belajar kooperatif
memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa yang saling
menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnya sedang
mengalami proses belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan
hasil belajar yang jauh lebih maksimal daripada kalau dia mendengarkan
penjelasan guru.
Rendahnya hasil belajar
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diperoleh siswa kelas SMP Negeri 1 Sukatani, juga diakibatkan
dari cara belajar siswa yang masih salah. Selama ini siswa belajarnya
dengan cara menghafal (rote learning) bukan dimengerti atau dipahami
sehingga tidak menghasilkan pembelajaran yang bermakna (meaningful learning). Hal tersebut berakibat
pada pencapaian hasil
belajar yang tidak
optimal. Berdasarkan hasil belajar
nilai harian pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas
VIII
A SMP Negeri 1 Sukatani, sebanyak
39 orang siswa
di SMPN
1 Sukatani Tahun Pelajaran
2016/2017 semester Genap
sangat rendah, yaitu berkisar antara 60% sampai dengan 70% di bawah KKM (Kriteris Ketuntasan Minimal) yang
sudah ditetapkan. Berarti hanya sekitar 30% sampai dengan 40% yang sudah
tuntas. Belajar dikatakan tuntas bila siswa telah mencapai prestasi belajar atau
nilai sama atau diatas KKM
yaitu 75. Dengan demikian hasil belajar Pendidikan
Agama Islam Kelas
VIII
A SMP Negeri 1 Sukatani masih dianggap rendah.
Solusi untuk menanggulangi
permasalahan tersebut,
ada faktor yang seharusnya dipenuhi dan diperhatikan
guru di
antaranya
yaitu : metode
belajar mengajar, program
tugas, motivasi siswa,
cara belajar siswa,
sikap siswa, keaktifan
siswa dalam belajar
dan tingkat penguasaan
materi. Djadjadisastra dalam
Ningsih ( 2008 : 3 ) mengemukakan
bahwa guru sebagai
fasilitator dan motivator
hendaknya harus mengetahui
metode pembelajaran yang
digunakan untuk membangkitkan
minat siswa, memperkuat
ingatan, mengurangi proses
lupa, mengembangkan cara
berpikir logis dan
sistematis, merangsang untuk
berpikir, dapat mengembalikan
suasana yang lesu
menjadi bergairah kembali,
siswa berkesempatan untuk
berpartisipasi dalam proses
pembelajaran, guru dapat
mengetahui tingkat kemampuan
belajar siswa, guru
dapat menilai hasil
proses pembelajaran sehingga
berdampak positif pada
pencapaian hasil belajar
yang optimal, semua
itu akan didapat
apabila siswa terlibat secara
langsung dalam pembelajaran.
Hal ini merupakan
karakteristik dari pembelajaran
dengan metode tanya
jawab.
Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud
melakukan suatu penelitian
dengan mengangkat judul
: ” Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Sukatani Tahun Pelajaran
2016/2017” .
B. Identifikasi Maslah
Dari latar belakang di atas, teridentifikasi
beberapa daftar masalah yang harus segera dilakukan tindakan perbaikan, yaitu:
1.
Kurangnya Motivasi siswa dalam proses belajar mengajar di kelas.
2.
Rendahnya hasil belajar
siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam
3.
Kurangnya keberanian
siswa dalam mengemukakan pendapat
4.
Kurangnya keberanian
siswa untuk bertanya
C.
Perumusan Masalah.
Berdasarkan deskripsi
di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “ Apakah
proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa pada mata pelajara Pendidikan
Agama Islam di kelas VIII
A SMP Negeri 1 Sukatani?”. Secara khusus
masalah penelitian dapat
dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.
Apakah Proses
pembelajaran koperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII A pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam ?
2.
Apakah proses pembelajaran koperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam ?
D. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan
diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk
mengetahui proses pembelajaran koperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas VIII A pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam ?
2. Untuk
mengetahui proses
pembelajaran koperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VIII
A pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
E. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat dari
penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut
1.
Bagi guru, kegiatan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif dan efesien
(suasana belajar yang kondusif), mengetahui strategi pembelajaran yang
bervariasi dan inovatif serta meningkatkan pemahaman guru dalam melakukan
tindakan kelas. Sebagaiupaya untuk mengatasi pembelajaran yang
konvensional, dan pada akhirnya dapat
meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas.
2.
Bagi siswa, kegiatan pembelajaran dengan tipe
jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar, dan meningkatkan kegairahan
belajar, karena bisa menarik perhatian siswa dengan anggota kelompoknya yang
akan menimbulkan suasana belajar
partisipatif dan menjadi lebih hidup, maka hasil belajarnya pun meningkat.
3.
Bagi sekolah, penelitian ini dapat membantu memperbaiki proses
pembelajaran, khususnya mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam , sehingga sekolah bisa memfasilitasi segala keperluan
untuk kelancaran proses pembelajaran tersebut.