Selasa, 09 Maret 2010

Metode Pengangkatan, Pemasangan Sling dan Hook, Penanganan Zat-zat Kimia dan Bahan Berbahaya


a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
1.    Mamahami cara-cara pemindahan material sesuai dengan metode penyimpanan, berat, tinggi dan posisinya.
2.    Dapat menggunakan teknik yang paling memadai sesuai dengan berat material.
3.    Dapat memeriksa material yang diangkat dari bahaya yang dapat timbul.

b. Uraian Materi
Metode Mengangkat Mesin

Tiga metode yang biasa digunakan mengangkat mesin :

1.    Block and Tackle – ini memerlukan metode pemindahan tambahan. Sebuah troli yang berjalan diatas adalah perlu untuk membawa mesin ke bangku kerja.

2.    Operasi secara manual, alat angkut hidrolik bergerak – ini memberikan kemudahan mengangkat mesin dari truk dan dapat dengan mudah disetir ke bangku kerja.

3.    Forklift troley or truck – digunakan ketika mesin ditempatkan palet kayu. Mesin harus diletakkan pada palet sehingga mesin tidak bergerak ketika diangkat.



Kekuatan Badan Sewaktu Mengangkat

Gaya gravitasi menarik semua benda ke arah bawah. Bila kita mengangkat sebuah benda, badan kita harus mendapat kekuatan yang cukup untuk mengatasi gaya tersebut dan itu harus dikerjakan melalui tangan dan punggung. Tangan bertindak sebagai tuas dan kekuatan yang diperlukan untuk mengangkat adalah otot-otot, seperti terlihat pada gambar di bawah.

 Gambar 1.  Kekuatan pada badan sewaktu mengangkat

Lengan bekerja sebagai tuas dalam gambar. Otot dilengan depan mempunyai tuas yang sangat pendek untuk bekerja, maka kekuatan yang diperlukan untuk mengimbangi berat pada ujung lengan adalah jauh lebih besar dibandingkan beratnya sendiri.

Gambar 2.  Kekuatan dilengan depan

Otot punggung juga bekerja pada lengan yang sangat pendek maka kekuatan yang diperlukan sangat besar.
Bila suatu beban berat diangkat kekuatan pada punggung dapat memelintir atau meremukkan tulang belakang bagian punggung bawah.
Gambar 3.  Tampak samping dari tulang belakang

Prinsip-prinsip umum untuk penanganan secara manual yang benar adalah :
·         Usahakan benda sedekat mungkin, terhadap tulang belakang.
·         Gunakan kedua belah tangan.
·         Gunakan cengkraman tangan yang aman.
·         Gunakan cara yang berirama, hindari bengkokan atau puntiran yang tidak perlu.
·         Gunakan otot kaki untuk memberikan kekuatan mengangkat sepenuhnya (bukan otot punggung), jagalah punggung tetap tegap ketika mengangkat.
·         Perkecillah ketinggian mengangkat.
·         Bentuklah tim pengangkat bila mungkin.

Pertimbangkan Sebelum Melakukan Pengangkatan
·         Apakah  benda itu tidak terlalu besar atau terlalu berat atau terlalu aneh/jelek ?
·         Apakah anda harus membungkuk ?
·         Apakah benda mempunyai bagian yang bergerak ?
·         Seberapa sukar untuk menggenggam dan dapatkah anda menggunakan genggaman anda selama pemindahan ?
·         Apakah permukaan lantai licin atau tak rata ?
Bila jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini memperlihatkan bahwa ada resiko terhadap keselamatan anda atau bahwa pengangkatan mungkin berakhir dengan kecelakaan, buatlah perubahan-perubahan pada tugas itu.

Pengangkatan Berulang
Bila pengangkatan perlu dilakukan berulang-ulang resiko akan terluka harus diadakan penilaian yang lebih akurat. “The Code of Practice for Manual Handling “,1998, menggariskan suatu prosedur untuk diikuti untuk memeriksa resiko yang berhubungan dengan tugas-tugas pengangkatan yang berulang. Dengan mengikuti prosedur yang diberikan dalam bagian 7.2.1 (halaman 29, gambar 6) satu nomor dapat diperoleh yang memberikan indikasi dari resiko yang termasuk Kode kemudian menunjukkan rekomendasi pada bagaimana untuk memulai.

Tim Pengangkat
Satu cara untuk melaksanakan pengangkatan dengan aman adalah mengangkat bersama-sama dengan orang lain sebagai satu tim. Jika anda melakukan ini maka ada peraturan praktis untuk diikuti yang akan menolong anda menyelesaikan tugas tanpa kecelakaan.
·         Rencanakan pengangkatan itu sebelum anda mulai.
·         Yakinkan bahwa anggota tim rata-rata sama tinggi.
·         Tunjuklah satu orang yang memberi aba-aba pengangkatan.

Cara Pengangkatan
Tempatkan kaki dekat pada sisi-sisi benda yang akan diangkat. Jika benda cukup kecil, tempatkan kaki sedemikian sehingga benda yang akan diangkat dekat pada pusat gaya berat dari badan – yaitu, dekat pada tulang belakang. Dengan punggung selurus mungkin, peganglah dengan kuat benda itu dengan kedua belah tangan sehingga pusat berat dari benda berjarak hampir sama dari kedua belah tangan. Angkatlah dengan punggung tegap (lurus) dan kaki dibengkokkan.
Gambar 4.  Penempatan kaki

Gambar 5. Jaga punggung tegap dan gunakan kaki untuk mengangkat

Cara mengangkat atau memindahkan orang sakit atau celaka
Mengangkat orang yang luka parah atau sakit berat harus dalam keadaan berbaring. Pada bagian anggota yang terluka atau patah terlebih dahulu harus di balut dengan kain.
Dalam pekerjaan ini hendaklah dipakai tandu. Jika sakit orang itu tidak terlalu berat, maka kursi atau kendaraan yang dijalankan lambat-lambat bolah dipakai untuk membawa si sakit ke rumah sakit.

Mengangkat orang sakit atau celaka
Cara mengangkat atau memindahkan orang sakit ke tandu dilakukan dengan cara :
a.    Berlutut pada bagian kepala, badan, dan kaki si sakit, atau si korban.
b.    Angkat perlahan-lahan secara bersama-sama dan dengan hati-hati.
c.    Tarik badan si sakit ke badan kita, sehingga kelihatan miring.
d.    Waktu akan membaringkan kembali si sakit ke tandu, tarik kaki kanan ke belakang.
e.    Berlutut bersama-sama dan baringkan si sakit ke atas tandu.
f.     Angkat tandu bersama-sama, dilakukan oleh dua orang dan yang seorang lagi memayungi dari terik matahari.
Bila si sakit atau si korban tidak begitu parah dapat pula ia papah.
a.    Cara memapah dapat dilakukan oleh dua orang.
b.    Berdiri pada bagian samping kanan dan kiri si sakit.
c.    Belitkan tangan kirinya dan tangan kanannya pada bahu kita dan tangan si sakit dipegang oleh kita. Tangan yang sebelah lagi dipakai memegang pinggang si sakit.
d.    Ketika memapah, aturlah kaki jangan sampai beradu dengan kaki si sakit. Bila kaki si sakit ke belakang usahakan agar kaki kita yang berada sebelah dalam mengikuti ke belakang. Jadi, dengan demikian pada waktu  berjalan kita tidak akan terganggu.
e.    Ketika berjalan, berjalanlah secara perlahan-lahan dan hati-hati. Dan istirahatlah bila si sakit menghendakinya.

Mengangkat benda berat
Cara mengangkat dan memikul benda
a.    Waktu mengangkat benda, usahakanlah agar tubuh tetap tegak.
b.    Membagi-bagi berat beban sama rata.
c.    Biarkan susunan tulang dari tubuh menyokong dan menopang beban.
d.    Gunakan alat pikul seperti penyandang, ambil kulit atau pikulan.

Cara yang benar mengangkat dengan tangan.
Tulang punggung manusia bukanlah mesin angkat yang efisien dan dapat mudah rusak bila dipergunakan dengan cara yang tidak benar.
a.    Suatu angkatan hendaknya dimulai dengan kedudukan si pengangkat dalam sikap yang seimbang dengan meletakkan kedua belah kaki agak merenggang dan barang yang akan diangkat harus di dekatkan dengan badan. Yakinlah bahwa barang itu ada pegangan pengamannya. Sebelum mengangkat, badan harus tegak dan dalam kedudukan sedekat mungkin dengan barang yang akan diangkat.
b.    Untuk mengangkat beban, mula-mula luruskan kaki. Cara ini untuk meyakinkan bahwa daya angkat kita sedang disalurkan benar-benar melalui urat-urat dan tulang-tulang.
c.    Untuk melengkapi angkatan, luruskan badan bagian atas sampai dengan keadaan tegak. Pengangkatan yang sempurna ialah menaikkan beban separuh tinggi badan pada keadaan tegak.

Batas Berat Yang Diijinkan
Umumnya seorang pekerja perorangan dewasa tidak akan diminta untuk mengangkat, menurunkan atau membawa suatu benda yang beratnya lebih dari 55 kg tanpa bantuan mesin atau bantuan lainnya.

Penanganan Secara Mekanis Yang Aman


Pusat Gravitasi
Semua benda dapat dianggap mempunyai pusat gravitasi sama dengan pusat massa. Itu adalah titik dimana benda tersebut akan betul-betul imbang. Benda yang sederhana seperti lingkaran dan bujur sangkar mempunyai pusat gravitasi yang mudah ditemukan.

Gambar 6.  Pusat Gravitasi dari lingkaran dan bujur sangkar

Pusat gravitasi dari bentuk tiga dimensi juga terdapat pada pusat geometrik


Gambar 7.  Pusat Massa benda 3-D
Pusat gravitasi benda yang tidak beraturan seperti mesin sangat tergantung dari bentuk dan massa dari logam yang digunakan pada mesin tersebut. Pada waktu diangkat, letak pusat gravitasi akan berubah jika terdapat bagian pelengkap lainnya. Sebagai contoh, jika bagian kepala mesin masih terpasang, pusat gravitasi menjadi lebih tinggi dari pada tanpa bagian kepala tersebut. Jika Gearbox dipasang, pusat gravitasi berpindah menuju gearbox. Gambar di bawah menunjukkan perkiraan pusat gravitasi dari blok dan kepala mesin. 


Gambar 8.  Pusat gravitasi dari sebuah mesin.


Pusat gravitasi dari tubuh manusia
Tubuh manusia mempunyai bentuk yang sangat tidak beraturan. Walaupun demikian jika anda berdiri dengan kedua tangan disamping kanan dan kiri pusat gravitasi terdapat pada tulang belakang anda.
Pada saat anda mengangkat sebuah benda, berat benda dikombinasikan dengan berat tubuh anda dan pusat gravitasi baru bergerak menuju ke arah benda.  Jika anda menahan benda tersebut di depan anda, maka pusat gravitasi terletak di depan anda. Jika pusat gravitasi terlalu jauh di depan tubuh anda sampai melewati garis depan kaki anda, maka anda akan terjatuh. (untuk mencegah anda terjatuh, anda harus melakukan sesuatu misalnya mengambil satu langkah ke depan atau menarik tangan mendekat ke tubuh)
Gambar 9.  mengangkat sebuah benda mengakibatkan perpindahan dari pada pusat gravitasi tubuh.
  

Pemasangan Sling dan Hook Pada Komponen


Pemasangan selempang/tali pengangkat

  1. Selempang harus ditempatkan dibawah mesin dimana mereka tidak merusak mesin pada saat mesin tersebut diangkat.
  2. Selempang harus diperlebar, sehingga alat itu dapat memikul beban mesin dengan rata.
  3. Titik angkat harus di dekatkan pada pusat massa mesin (titik berat mesin).
Gambar 10.  Kesalahan Cara Pemasangan Selempang Mesin
 Gambar 11.  Posisi Pemasangan Selempang Pada Mesin

Pemasangan Cantelan

Beberapa mesin mempunyai mata cantolan yang dipasang mati yang dibutuhkan untuk menambatkan selempang pengangkat. Jika mata cantolan tidak dipasang mati, secara sementara waktu dapat disekrupkan ke dalam lubang baut kop silinder.
Cantelan hendaknya:
·        Disekrupkan dalam keseimbangan, sehingga beban mesin dipikul tanpa rasa cemas bahwa cantelan akan terlepas dari lubang.
·        Pemasangan mati menyebabkan mesin akan seimbang jika diangkat.
Gambar 12.  Mata Cantelan Disekrupkan Kedalam Blok Mesin


Penanganan Zat-Zat Kimia Dan Bahan Berbahaya
Dalam penggunaan dan perawatan kendaraan sudah tentu akan terlibat dengan bahan-bahan kimia yang apabila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan kehidupan manusia atau lingkungan. Bahan-bahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :
a.    Bahan beracun.
b.    Bahan yang mudah terbakar.
c.    Bahan yang mudah merusak kendaraan.

1.   Bahan Beracun
Bahan beracun adalah zat kimia yang apabila termakan (bentuk padat atau cair) atau terhirup (bentuk gas), dalam waktu singkat dapat mengakibatkan keracunan ringan dengan gejala pusing, mual, muntah, sakit perut, atau mencret. Bisa juga mengakibatkan keracunan berat yang dalam waktu singkat dapat mematikan, yang diawali dengan gejala keracunan ringan.
Bahan-bahan yang tergolong beracun adalah :
a.    CO (karbon monoksida).
b.    Pb (timah hitam).
c.    Hg (air raksa).
d.    Sealer araldite dan plastic steel.

a.    CO (Karbon Monoksida)
CO dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna pada motor bensin dan dibuang ke udara melalui knalpot. Apabila kadar CO pada udara terlalu tinggi maka orang yang menghirup udara tersebut akan keracunan dan akan menimbulkan kematian.
Untuk mengurangi pencemaran udara oleh CO maka tidak dijinkan menghidupkan kendaraan pada ruang tertutup termasuk di bengkel. Demikian juga dengan engine stand yang pada umumnya dihidupkan di dalam bengkel diharuskan membuat saluran gas buang dari engine stand keluar ruangan.
Disamping itu, untuk mengurangi pencemaran udara oleh CO dan gas-gas lainnya yang terkandung di dalam gas buang, maka kadar CO pada gas buang harus diupayakan serendah mungkin paling tidak harus di bawah batas maksimum yang diijinkan. Batas maksimum CO pada gas buang, tergantung kepada negara dimana aturan tersebut diberlakukan. Misalnya untuk Indonesia ditetapkan sebesar 1,5 % maksimum.

b.   Pb (Timah Hitam)
Timah hitam pada otomotif lebih banyak digunakan pada baterai. Namun demikian timah hitam pada baterai ini dinyatakan tidak beracun karena berbentuk batangan, kalaupun ada yang berbentuk partikel pada baterai partikelnya relatif cukup besar. Timah hitam bisa beracun kalau partikelnya sangat kecill, yaitu timah hitam yang terdapat pada gas buang motor bensin, dimana timah hitam ditambahkan untuk meningkatkan angka oktan atau mengurangi detonasi. Dengan ditambahkannya Pb pada bahan bakar bensin maka otomatis campuran tersebut akan terbuang ke udara melalui knalpot. Hasil buangan inilah yang dapat mengakibatkan keracunan pada manusia apabila terhirup dalam jumlah tertentu. Hal ini akan terjadi secara ilmiah pada suatu kota yang lalu lintas kendaraannnya sangat padat.

c.    Hg (Air Raksa)
Keracunan karena air raksa yang termakan oleh manusia dalam jumlah tertentu mengakibatkan kematian walaupun proses terjadinya relatif cukup lama. Sebenarnya hampir semua logam akan menjadi racun kalau berbentuk partikel yang sangat halus dan terserap oleh tubuh. Demikian juga dengan air raksa yang dalam keadaan normal berbentuk cair, jika tertelan maka akan dapat diserap oleh tubuh melalui perut.
Benda-benda yang digunakan di bengkel otomotif yang mengandung air raksa pada umumnya adalah :
1.    Termometer Gelas.
2.    Baterai kering.
3.    Bohlam Khusus, yang digunakan untuk penerangan.
Untuk mencegah polusi karena air raksa ( khususnya polusi air tanah) maka benda-benda yang mengandung air raksa yang akan dibuang (barang bekas) seharusnya dibuang pada tempat khusus dimana tidak akan terjadi peresapan air raksa tersebut ke dalam tanah. Cara penanganan yang paling baik untuk menangani benda-benda yang mengandung air raksa adalah daur ulang, dimana benda-benda tersebut dikumpulkan pada tempat khusus lalu dikirimkan ke pabrik yang khusus menangani daur ulang.


d.    Sealer Araldite dan Plastic Steel
Kedua jenis sealer ini sering digunakan dibengkel otomotif sebagai bahan pengisi retakan atau untuk merekat komponen yang pecah. Walaupun sebenarnya ada peringatan pada keterangan yang tertulis pada pembungkus sealer, tetapi orang sering tidak membaca ataupun mengabaikan peringatan tersebut.
Araldite dan plastic steel adalah berbentuk pasta sebelum dicampur dengan hardenernya. Untuk mencampurnya harus menggunakan alat bantu (jangan menggunakan jari tangan) agar terhindar dari kemungkinan bahan tersebut termakan. Disamping itu hendaknya diperhatikan agar zat-zat tersebut tidak disalahgunakan menjadi bahan perekat untuk peralatan makan, karena walaupun zat tersebut sudah mengering, tidak ada keterangan bahwa racunnya akan hilang.

2.   Bahan Yang Mudah Terbakar
Bahan yang mudah terbakar yang sering digunakan di bengkel otomotif harus ditangani secara khusus agar terhindar dari bahaya kebakaran. Bahan-bahan yang tergolong mudah terbakar adalah:
a.    Bensin.
b.    LPG.
c.    Uap baterai.
d.    Asetilen.

a.    Bensin
Kebakaran yang paling sering terjadi pada kendaraan otomotif adalah diawali oleh kebakaran bahan bakar bensin, karena bensin akan langsung menyala bila terkena percikan bunga api yang bersumber dari rokok, korek api dan lentikan bunga api dari kabel-kabel listrik yang banyak terdapat di dalam kendaraan.
Seperti kita ketahui bahwa di dalam bodi kendaraan sering terdapat kabel listrik yang terpasang berdekatan dengan sistem bahan bakar kendaraan. Hal ini terjadi karena tidak ada tempat lain dimana kabel-kabel tersebut dapat diletakkan. Dengan demikian, sebagai orang otomotif kita harus menyadari bahwa hal tersebut mengundang bahaya atau sensitif terhadap bahaya kebakaran. Oleh karena itu harus diupayakan agar kabel-kabel listrik ditempatkan sejauh mungkin dari sistem bahan bakar maka harus dipilih kabel yang berkualitas baik, tidak mudah rusak. Jika ada sambungan kabel maka kualitas sambungannya harus sesuai standar.
Untuk menghindari kebocoran bahan bakar maka sistem bahan bakar harus dirawat secara rutin terutama pada daerah karburator, saluran ventilasi tangki bahan bakar, dan sambungan pipa bahan bakar.
Penanganan bahan bakar bensin harus dilakukan secara hati-hati dan memenuhi persyaratan  tertentu agar terhindar dari bahaya kebakaran, yaitu :
1)    Wadah penampungannya harus kuat. Dianjurkan dari bahan pelat.
2)    Disimpan ditempat yang sejuk dan tidak lembab.
3)    Jauh dari sumber api atau kemungkinan terjadinya bunga api.

b.   LPG
Bahaya kebakaran yang diakibatlkan oleh LPG jauh lebih besar dibandingkan dengan bensin karena LPG dapat menyebar kemana-mana dalam ruangan tanpa terlihat, jika ada percikan bunga api maka gas LPG di dalam ruangan tersebut akan terbakar sekaligus disertai dengan suara ledakan. Sebenarnya LPG yang lepas ke udara akan berbau pada konsentrasi tertentu, sehingga bisa dideteksi dengan indera penciuman, jadi pengguna LPG perlu dilatih untuk mengetahui bau yang dihasilkan oleh kebocoran LPG.
Jika tercium bau kebocoran LPG dalam suatu ruangan, maka harus dilakukan langkah-langkah penyelamatan sebagai berikut:
1.    Jangan menyentuh alat-alat listrik, seperti kontak dan sakelar untuk menghindari terjadinya bunga api.
2.    Jangan merokok, mematikan rokok, menyalakan korek api di dalam ruangan.
3.    Buka pintu ruangan lebar-lebar hingga terjadi pertukaran udara di dalam ruangan.
4.    Setelah beberapa menit, periksa kembali apakah masih tercium bau pada ruangan.
Penyimpanan tabung LPG yang lebih baik adalah di luar ruangan, tapi harus terhindar dari sinar matahari. Dengan demikian , jika terjadi kebocoran gas LPG, bocoran tersebut akan terbuang ke udara bebas.


c.    Uap H2SO(Asam Sulfat)
Uap H2SO4 terdapat pada baterai yang sedang diisi (charge). Biasanya hal ini terjadi karena pengisisan arus listrik yang terlalu besar mengakibatkan penguraian air baterai menjadi hidrogen dan oksigen. Hidrogen inilah yang mudah terbakar apabila ada percikan bunga api. Kalau hidrogen yang keluar dari lubang ventilasi baterai ini terbakar, biasanya baterai akan meledak karena dibagian dalam baterai juga terdapat gas hidrogen dan oksigen yang cukup banyak.
Untuk menghindari ledakan pada baterai maka perhatikanlah hal-hal sebagai berikut :
1.    Usahakan mengisi baterai dengan arus yang kecil.
2.    Jika terpaksa harus melakukan arus pengisian yang benar, maka kondisi penguapan air baterai harus diperiksa setiap 30 menit. Kalau penguapan terlalu banyak, maka arus pengisian harus diperkecil.
3.    Jangan menyentuh (melepas) kabel pengisian pada waktu tercium bau gas yang berlebihan yang keluar dari baterai, atau jika terlihat penguapan yang berlebihan keluar dari lubang ventilasi baterai.
4.    Tunggulah hingga bau atau penguapan tersebut hilang, barulah melepas kabel pengisian.

d.    Asetilen
Asetilen adalah gas yang digunakan pada perawatan kendaraan, khususnya yang berhubungan dengan pekerjaan pelat. Salah satu sifatnya adalah mudah terbakar apabila terkena percikan bunga api.
Bahaya yang ditimbulkan oleh asetilen adalah jika gas tersebut terbakar sekaligus dalam volume yang cukup besar. Hal ini akan terjadi jika ada kebocoran yang tidak terkontrol pada selang, pipa dan sambungan, dimana asetilen disalurkan. Bisa juga karena tabung asetilen kena radiasi panas yang berlebihan hingga tabung atau sumbatnya meledak.
Untuk menghindari kebakaran akibat kebocoran asetilen maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1)    Tabung asetilen sebaiknya disimpan di luar ruangan yang tidak terkena sinar matahari langsung atau radiasi panas.
2)    Memeriksa keadaan pipa dan sambungan secara berkala.

3.   Bahan yang Mudah Merusak Kendaraan
Bahan Yang dimaksud mudah merusak kendaraan adalah bahan-bahan cairan kimia yang kalau terkena cat, karet dan logam kendaraan akan mengakibatkan cat atau karet rusak atau menimbulkan karat pada logam secara cepat.



a.    Bahan-Bahan Yang Tergolong Merusak Cat
Bahan-bahan yang Tergolong Merusak Cat :
1)    Minyak rem.
2)    Air baterai dan uapnya.
3)    Thinner.

b.   Bahan-Bahan Yang Merusak Karet
Bahan-bahan yang tergolong merusak karet adalah :
1)    Bensin, solar, minyak tanah.
2)    Oli, grease (minyak gemuk).
3)    Minyak rem.
Secara khusus ada karet yang dibuat sehingga tidak rusak kalaupun terkena oli dan grease yaitu karet yang digunakan sebagai seal oli atau grease, misalnya oli seal pada poros engkol. Ada juga karet yang dirancang tahan terhadap minyak rem, yang digunakan sebagai oil seal pada sistem rem.

c.    Bahan-Bahan Yang Mudah Menimbulkan Karat
Bahan-bahan yang tergolong mudah menimbulkan karat adalah :
1)    Air baterai.
2)    Uap air baterai.
3)    Air laut.
4)    Air hujan.
5)    Cairan yang konsentrasi asam atau garamnya tinggi.







c. Rangkuman
1.  Tiga metode yang biasa digunakan mengangkat mesin :

1.       Block and Tackle – ini memerlukan metode pemindahan tambahan. Sebuah troli yang berjalan diatas diperlukan  untuk membawa mesin ke bangku kerja.
2.       Operasi secara manual, alat angkut hidrolik bergerak – ini memberikan kemudahan mengangkat mesin dari truk dan dapat dengan mudah disetir ke bangku kerja.
3.       Forklift troley or truck – digunakan ketika mesin ditempatkan palet kayu. Mesin harus diletakkan pada palet sehingga mesin tidak bergerak ketika diangkat.


2.    Otot punggung juga bekerja pada lengan yang sangat pendek maka kekuatan yang diperlukan sangat besar.
Bila suatu beban berat diangkat kekuatan pada punggung dapat memelintir atau meremukkan tulang belakang bagian punggung bawah.

3.  Gaya gravitasi menarik semua benda ke arah bawah. Bila kita mengangkat sebuah benda, badan kita harus mendapat kekuatan yang cukup untuk mengatasi gaya tersebut dan itu harus dikerjakan melalui tangan dan punggung. Tangan bertindak sebagai tuas dan kekuatan yang diperlukan untuk mengangkat adalah otot-otot.

4.  Prinsip-prinsip umum untuk penanganan secara manual yang benar adalah :
1.    Usahakan benda sedekat mungkin, terhadap tulang belakang.
2.    Gunakan kedua belah tangan.
3.    Gunakan cengkraman tangan yang aman.
4.    Gunakan cara yang berirama, hindari bengkokan atau puntiran yang tidak perlu.
5.    Gunakan otot kaki untuk memberikan kekuatan mengangkat sepenuhnya (bukan otot punggung), jagalah punggung tetap tegak ketika mengangkat.
6.    Perkecillah ketinggian mengangkat.
7.    Bentuklah tim pengangkat bila mungkin.

5.  Umumnya seorang pekerja perorangan yang dewasa tak akan diminta untuk mengangkat, menurunkan atau membawa suatu benda yang beratnya lebih dari 55 kg tanpa bantuan mesin atau bantuan lainnya.

6.  Cara mengangkat dan memikul benda
a.    Waktu mengangkat benda, usahakanlah agar tubuh tetap tegak.
b.    Membagi-bagi berat beban sama rata.
c.    Biarkan susunan tulang dari tubuh menyokong dan menopang beban.
d.    Gunakan alat pikul seperti penyandang, ambil kulit atau pikulan.

7.  Tulang punggung manusia bukanlah mesin angkat dan efisien dan dapat mudah rusak bila dipergunakan cara-cara yang tidak benar.
a.    Suatu angkatan hendaknya dimulai dengan kedudukan si pengangkat dalam sikap yang seimbang dengan meletakan kedua belah kaki agak merenggang dan barang yang akan diangkat harus didekatkan dengan badan. Yakinlah bahwa barang itu ada pegangan pengamannya. Sebelum mengangkat, badan harus tegak dan dalam kedudukan sedikit mungkin dengan barang yang akan diangkat.
b.    Untuk mengangkat beban, mula-mula luruskan kaki. Cara ini untuk meyakinkan bahwa daya angkat kita sedang disalurkan benar-benar melalui urat-urat dan tulang-tulang.
c.    Untuk melengkapi angkatan, luruskan badan bagian atas sampai dengan keadaan tegak. Pengangkatan yang sempurna ialah menaikkan beban separuh tinggi badan pada keadaan tegak.

8.  Pemasangan selempang/tali pengangkat

1.    Selempang harus ditempatkan dibawah mesin di mana mereka tidak merusak mesin pada saat mesin tersebut diangkat.
2.    Selempang harus diperlebar, sehingga alat itu dapat memikul beban mesin dengan rata.
3.    Titik angkat harus didekatkan pada pusat massa mesin (titik berat mesin).
9. Dalam penggunaan dan perawatan kendaraan sudah tentu akan terlibat dengan bahan-bahan kimia yang apabila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan kehidupan manusia atau lingkungan. Bahan-bahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :
a.    Bahan beracun.
b.    Bahan yang mudah terbakar.
c.    Bahan yang mudah merusak kendaraan.
10.  Bahan-bahan yang tergolong beracun adalah :
a.    CO (karbon monoksida).
b.    Pb (timah hitam).
c.    Hg (air raksa).
d.    Sealer araldite dan plastic steel.
11.  Bahan-bahan yang tergolong mudah terbakar adalah:
a.    Bensin.
b.    LPG.
c.    Uap baterai.
d.    Asetilen.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar